Assalamu’alaikum WR. WB., hai para
bloger pada postingan saya kemarin saya sudah membahas tentang aplikasi digital
cinema berbasis desktop jika kalian belum membacanya silahkan melihat postingan
saya sebelumnya. Sekarang pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Aplikasi
Digital Cinema berbasis Desktop selanjutnya.
Media Player Classic adalah
pemutar media yang menonjol karena ukurannya yang kecil, pemakaian sumber
dayanya yang rendah dan, meskipun demikian, mencakup banyak fitur. Namun, agar
membuatnya sempurna, Anda harus menambahkan codec secara manual. Antarmuka
Media Player Classic, sesuai dengan namanya, nampak klasik dalam rancangannya
yang sederhana dan tradisional, yakni kembali ke masa lampau. Pemutar media ini
dengan mudah dapat mengganti keempat atau lima buah pemutar media yang menyatu
(built in) dalam sistem operasinya. MPC adalah perangkat lunak yang
dapat melihat atau mendengarkan berkas video.
Media
Player Classic (MPC) adalah media
player kompak untuk 32-bit dan 64-bit Microsoft Windows. Meniru MPC tampilan dan nuansa yang lama, ringan Windows Media Player 6.4, tetapi
menyediakan banyak pilihan dan fitur yang tersedia di pemutar media modern. Ini
dan garpu yang merupakan media player standar di K-Lite Codec Pack dan Gabungan Community Codec Pack. Media Player Classic diciptakan
dan dikelola oleh seorang programmer bernama "Gabest" yang juga menciptakan PluginPCSX2 GSdx.
MPC Player memiliki
kelebihan dan juga kekurangan, berikut adalah penjelasannya :
Kelebihan :
- Lebih cepat dibandingkan gom player, meskipun memutar video Full HD yang sama tetapi video tetap lancar, tidak seperti di gom player yang kadang agak putus-putus.
- Terlihat setiap Chapter/babak di status bar, ada garis-garis hitam di slider time. Tetapi tidak semua video terdapat detail seperti ini. Hanya video khusus saja.
Kekurangan :
- Subtitle tidak bisa dipercepat/diperlambat
- Volume hanya sampai 100%, bisa lebih tapi cara agak rumit
- Tidak memiliki equalizer yang dapat diubah di dalam aplikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar