Rabu, 20 April 2016



Manusia dan Penderitaan
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti memiliki penederitaan baik itu penderitaan mental, fisik ataupun penderitaan lainnya. Selain penderitaan, manusia juga pernah merasa tersiksa dalam kehidupannya. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitan. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai penderitaan dan siksaan.

Pengertian Penderitaan
    Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
   Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
     Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
   

Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

Siksaan
   Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.


Kisah Tukang Duplikat Kunci yang Mencari Keadilan karena Digugat Satu Miliar.
Ada kisah memilukan dari Yogyakarta, dimana seorang tukang duplikat kunci bernama Budiyono harus menerima gugatan hingga mencapai Rp 1 miliar.
Cerita ini bermula ketika saat itu siang-siang bolong, Budiyono kaget bukan kepalang ketika menerima surat undangan persidangan berupa gugatan terhadap dirinya sebesar satu miliar rupiah, dengan tuduhan menempati lahan penggugat tanpa izin.
Seketika itu, ia langsung terduduk lemas dan tak bisa berkata apa-apa.
Juru duplikat kunci itu langsung memutuskan untuk pulang di kediamannya di Sidorejo Bantul Yogyakarta, untuk memberitahukan keluarganya.
Istri dan keempat anaknya pun sontak terkejut dengan berita yang diberitahukannya.
Padahal sejak tahun 1967, pamannya sudah menempati lahan seluas 4 x 5 meter di Jalan Brigjen Katamso yang dipergunakan sebagai lahan berdagang kunci.
Dahulu, ia membantu kerja pamannya dengan membuka bengkel tambal ban di samping lapak duplikat kunci.
Lapak yang digunakannya berjualan, tak lain adalah tanah Magersari, atau tanah kepunyaan Kraton.
Ia pun mengaku memiliki izin guna lahan dari Kraton yang bertuliskan dalam bahasa belanda tertanggal bulan Juni 1933.
Lalu, lokasi tanah tersebut diwariskan ke Budiyono pada tahun 1980. Budiyono menggunakan lokasi tersebut untuk meneruskan usaha yang dirintis pamannya.
Lelaki 58 tahun ini menggantungkan hidupnya dari jasa menduplikat kunci.
Dengan apa yang ia lakukan sekarang, dapat menafkahi kebutuhan keluarganya, bahkan dapat menyekolahkan keempat anak-anaknya.
Berdagang
Ia mengajak Sutinah, istrinya, untuk membantunya berdagang, dengan membuka warung makan kecil di belakang lapak duplikat kuncinya.
Sehari-hari, pukul tujuh pagi, ia bersama istri dan ketiga anaknya, berangkat dari rumahnya di Bantul, dan berjualan di tempat tersebut.
“Saya menduplikat kunci bersama, kedua anak saya. Istri saya bekerja berjualan makan di warteg kecil di belakang. Anak yang cewek bekerja di toko sebelah,” ujar Budiyono, seperti dikutip dari tribunjogja.com, Selasa (8/9).
Awal ia bekerja menjadi juru duplikat kunci, Budiyono hanya belajar dari pamannya.
Waktu itu ia masih mengerjakannya secara manual, baru kemudian dari pundi-pundi uang yang dikumpulkannya sejak tahun 1980, ia berhasil membeli mesin penduplikat seharga Rp2 Juta.
Sehari-hari, Budiyono dan istrinya dapat mengumpulkan uang sebanyak Rp100.000 per hari, yang digunakan untuk kebutuhan keenam anggota keluarganya.
Walaupun sangat kecil, dari situlah, ia dan keluarganya bergantung hidup.
“Makan tak enak, bapak sering merasakan pusing. Begitu juga dengan saya. Sampai sekarang saya masih merasa takut terjadi apa-apa, sama bapak dan anak-anak,” keluh Sutinah.
Agung Budi Santoso, putra pertama Budiyono, berharap supaya dapat berdagang lagi di lokasi tersebut.
Ia minta kepada pihak penggugat untuk menujukkan rasa kemanusiaannya, untuk memberikan sejengkal tanah yang digunakan keluarganya mencari nafkah.
“Gandeng tempatnya besar, mbok saya dikasih ruangnya dikit, biar saya dan keluarga bisa menempati. Tolong kepada pihak penggugat, jangan gugat saya sampai satu miliar, duit segitu uang darimana saya dan keluarga,” keluh Agung.
“Memegang 100 juta pun belum penah, apalagi 1 miliar, darimana saya mendapat uang tersebut. Tahu-tahu diberikan surat sidang tersebut, dan diancam didenda 1 miliar, saya sangat sedih,” ujar Budiyanto.
Terus Berjuang Mencari Keadilan
Budiyanto dan keluarganya tetap ingin memperjuangkan keadilan bagi mereka. Lahan tempat berjualannya di situ, hanya dari situlah ia mendapat penghasilan, dan nafkah untuk keluarganya.
“Buklik sudah tua, dan tidak bisa berjalan, tak kuat berjualan lagi. Tolonglah bantu kami,” ujarnya.
Budiyanto dan keluarganya hanya bisa berdoa, agar masalah yang dihadapinya dapat diselesaikan dengan jalan damai.
Ia mengaku pasrah, dan memohon kepada pemerintah dan masyarakat yang peduli untuk menemukan keadilan untuk dirinya.
“Tiap hari berdoa, jangan sampai diusir. Disini, tempat kami cari makan, cari uang, dan gak ganggu tempatnya orang lain. Semoga Tuhan dapat menunjukkan keadilan bagi kami,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar